KEEP ISTIQOMAH

Kamis, 17 Februari 2011

Kisah Teladan

Ada sebuah kisah yang patut menjadi renungan kita bersama bagaimana kita mensikapi hidup dan perjuangannya. Pada suatu ketika seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam ...calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Gembira hati orang tersebut karena telah melepaskan kesulitan yang diderita oleh kupu-kupu itu. Namun, kupu-kupu tadi mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap yang mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Dari kisah tersebut kalau kita renungi kadang-kadang yang namanya perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan dan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan. Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang“. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan maha Penyayang.

Ada ungkapan bijak lainnya dari pujangga terdahulu

Kita memohon Kekuatan…
Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.
Kita memohon kebijakan…
Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan Hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
Kita memohon kemakmuran…
Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.
Kita memohon Keteguhan Hati…
Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi.
Kita memohon Cinta…
Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
Kita Memohon kemurahan/kebaikan hati…
Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita. Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.
Tetaplah berjuang…berusaha…dan berserah diri…
Jika itu yang terbaik maka pasti Tuhan akan memberikannya untuk kita.

Bersyukurlah karena kamu belum memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan,
seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan.
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu,
karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit,
karena di masa itulah kamu tumbuh.
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu,
karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru,
karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.

Hidup adalah perjuangan, di sanalah kita juga butuh pengorbanan.

Jumat, 11 Februari 2011

ARKANUL BAI’AT


Pertanyaan awal adalah apa yang dimaksud dengan rukun bai’at ? Rukun sebagaimana kita ketahui terkait dengan sah tidaknya sebuah aktivitas. Membaca al fatihah, rukuk, sujud adalah rukun sholat. Jika tidak dilakukan, sholat menjadi tidak sah. Apa makna rukun dalam rukun bai’ah ? Aktivitas yang jika tidak dikerjakan, sebuah tujuan bisa tidak bernilai. Dalam hal ini tujuan dari rukun bai’at ini adalah komitmen terhadap sebuah gerakan. Apa makna bai’at, barangkali ini sering menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan karena konotasi tertentu? Janji setia. Kenapa butuh bai’at, apakah syahadat saja tidak cukup bagi kita ? Janji setia terkait dengan pekerjaan besar yang ingin dicapai dan butuh komitmen tinggi untuk mencapainya. Di zaman Rasulullah juga terjadi beberapa bai’at, bai’tur ridhwan salah satunya.
Apa tujuan Hasan Al Banna menuliskan rukun bai’at ini ? Dalam kata pengantarnya, risalah ini ditujukan untuk anggota Ikhwanul Muslimun dalam kategori pejuang (aktivis). Tujuan risalah ini adalah mengubah status afiliatif seseorang menjadipartisipatif dan kontributif dalam organisasi Ikhwan (menggunakan skemanya Anis Matta).
Rukun pertama. Dimulai dari Fahm. Pemahaman. Kenapa bermula dari sini ? Prioritas. Ilmu mendahului perkataan dan perbuatan. Kenapa tidak diungkapkan dengan ilmu ? Karena faham adalah tujuan dari ilmu (Yusuf Qardawi). Ilmu sesungguhnya bukan dengan banyaknya hafalan tetapi dalamnya pemahaman. Skema pemahaman dasar yang diinginkan dimiliki oleh ikhwan disebutkan dalam Ushul ‘Isyrin (Dua puluh prinsip pemahaman Islam Ikhwanul Muslimun). Faham adalah prinsip pengetahuan.


1. Al FahmuFaham yang menyeluruh sebagai satu dasar pemikiran yang benar, sangatlah diperlukan. Faham tidak saja dalam bidang amal, juga dalam bidang aqidah. Faham juga merupakan suatu dasar bagi suatu amal yang benar.Faham yang sempurna dan yang benar.

2. IkhlasKeikhlasan seseorang tercermin dari ucapan, tingkah laku dan kesungguhannya yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah dan pahala-Nya.“ Katakanlah,’ Sesungguhnya sholatku , ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah , Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri( kepada Allah ).”(QS. Al An’am :162-163).
3. Al AmalSeseorang yang melakukan suatu aktifitas (amal) telah terlebih dahulu mendapatkan ilmunya sehingga aktifitas tersebut berjalan sesuai dengan maksud dan arahnya. Ilmu yang dimiliki yang ditunjang oleh keikhlasan akan membuahkan amal yang baik. Adapun tingkatan amal dimulai dari memperbaiki diri sendiri, membentuk keluarga muslim, membimbing masyarakat, membebaskan tanah air dari penjajah, memperbaiki keadaan pemerintah, mempersiapkan seluruh aset di dunia untuk kemaslahatan umat dan menegakkan kepemimpinan di dunia dengan menyebarkan dakwah ke seluruh penjuru dunia.
4. JihadMelaksanakan jihad merupakan kewajiban yang akan terus dilaksanakan sampai akhir kiamat. Berjihad memiliki beberapa tingkatan. Pertama adalah hati yang melakukan penolakan terhadap kemungkaran. Selanjutnya adalah penolakan kemungkaran dengan lisan, tulisan dan kekuasaan. Puncaknya adalah berperang di jalan Allah.Allah Swt berfirman :“ Dan berjihadlah dijalan Allah dengan sebenar-benar jihad.”( QS.Al-Hajj : 78)
5. Pengorbanan (At-thadiyyah )Untukmeraih tujuan yang diinginkan mutlak adanya suatu pengorbanan, baik jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala sesuatu yang dimiliki. Perjuangan selalu diikuti dengan pengorbanan.
6. Taat (At-Tha’ah )Taat adalah melaksanakan perintah dan menjalankannya dalam berbagai kondisi yang dihadapi. Ketaatan diwajibkan dalam 3 fase dakwah, yaitu :Ta,rif ( pengenalan )Takwin (pembentukan )Tanfidz (pelaksanaan )Allah SWT berfirman :“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-nya dan ulil amri diantara kamu…( QS. An-Nisaa : 59 ).
7. TsabatTsabat adalah senantiasa teguh dan bersungguh-sungguh di jalan yang mengantarkan kepada tujuan. Tidak mengenal jauhnya jalan dan lamanya waktu yang diperlukan hingga ia menemui Allah. Salah satu dari kedua kebaikan akan didapat, yaitu kemenangan atau mati syahid.Allah SWt berfirman :“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga ! Dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Qs. Ali Imran : 200 ).
8. At-TajarrudTajarrud adalah membersihkan pola pikir dari berbagai prinsip dan pengaruh individu. Tajarrud adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengkap fikrah.
9. PersaudaraanHati dan ruhani yang terikat dengan aqidah adalah wujud dari persaudaraan yang hakiki, persaudaraabn dan persatuan membutuhkan adanya cinta kasih. Wujud cinta kasih minimal adalah kelapangan dada dan puncaknya adalah itsar (mementingkan orang lain).Allah SWT berfirman :“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. Al- Hujurat :10 )
10. TsiqahTsiqah adalah kepercayaan yang memberikan rasa puas dari yang dipimpin terhadap yang memimpin dalam hal kepemimpinan dan keikhlasannya. Selanjutnya kepuasan ini menghasilkan rasa cinta, penghargaan, penghormatan dan ketaatan.Allah SWT bergirman :“Maka yang lebih baik dan utama bagi mereka adalah tanda ketaatan dan ucapan yang baik. (Qs. Muhammad : 20-21 )

Kepribadian Muslim (Syaksiyyah Islamiyah)


Al-Qur’an dan sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.
Persepsi (gambaran) masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah. Padahal itu hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam” (QS. 6:162). Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an. Allah berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. 68:4).
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ” pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS 2:219)
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.
Bisa dibayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu.
Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman Allah yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS 39:9)
6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.
Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu”. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.
Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.
Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.
9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.
10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Nafi’un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.
Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir)

Senin, 07 Februari 2011

The History of Valentine’s Day


Sobat muda, sejarah Valentine emang cukup rumit. Soalnya, ada berbagai versi yang menyebutkan asal muasal  Valentine. Di antaranya seperti yang berikut ini :
Versi pertama,  VD detengarai berasal dari sebuah perayaan bernama Lupercalia, sebuah rangkaian upacara persucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala.
Ketika agama Kristen Katolik masuk roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory (lihat : The Encyclopedia Britannica, sub judul : Christianity). Agar lebih mendekatkan ladi ajaran Kristen, pada 496M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day yang menghormati St. Valenine, salah seorang pendeta yang kebetulan mati pada 14 Februari ( lihat : The World Book Encyclopedia, 1998).
Versi kedua, menceritakan tentang seorang santo atau pendeta bernama Valentine. Konon, dia adalah pendeta yang melayani Kaisar Claudius II. Suatu ketika, Kaisar Claudius II menetapkan wajib militer bagi para pemuda. Kaisar juga menetapkan, para peserta wajib militer yang masih bujang tidak sah menikah selama masa wajib militer. Kaisar beranggapan, tentara yang masih bujang bisa jauh lebih kuat dan tabah di medan perang. Dalam sumber lain, Kaisar memang secara terang-terangan melarang para pemuda unuk menikah.
Akan tetapi, secara diam-diam St. Valentine malah menikahkan  beberapa pasangan muda-mudi. Tindakannya dapat terendus istana dan diketahui Kaisar. Kontan saja, sang Kaisar pun murka. Akhirnya St. Valentine divonis mati oleh Kaisar. Ia dihukum gantung pada tanggal 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).
Versi ketiga, dulu kala hiduplah seorang bernama Valentinus. Ia lahir pada 14 Februari. Semasa hidupnya, ia senang sekali membuat kerajinan tangan berbentuk hati, dengan tulisan, “Yesus Mengasihimu”. Ia terus membuat kerajinan tangan inidan membagi-bagikannya kepada orang-orang yang dijumpainya.
Pada masa itu, kekristenan sedang ditindas, para uskup dan pendeta ditangkap dan dimasukkan ke penjara, termasuk Uskup Valentinus. Tetapi, meski sudah dipenjara, hobinya membuat simbol hati tetap saja dilanjutkan. Kali ini ia membagikannya kepada orang-orang yang ada di penjara itu hinga meninggal disana. Akhirnya, untuk mengenang jasa Uskup Valentinus, mereka sepakat untuk meneruskan hobby Uskup Valentinus. Hal ini terus berlangsung sampai mereka keluar dari penjara. Kabar ini sampai kepada raya yang memerintah saat itu, dan akhirnya ditetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari Kasih Sayang atau Valentine Day.
Versi lainnya, menurut Ensiklopedi Katolik ( Catholic Encyclopedia, 1908), nama Valentinus bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda: seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), seornag martir  di provinsi Romawi Africa.
Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantic tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu hingga kini.
Nah, sobat semua, ntu dia sejarahnya. Gimana, pusingkah??? Soalnya dari dulunya emang gak jelah gitu. Klo mau nambah referensinya, search aja di internet. Whatever lah, VD bukanlah berasal dari Islam. Ikut ngerayain VD gak da bedanya dengan natalan, nyepian, waisakan, dll. Ia kan????

Islam menyoroti VD
Nah kita sudah tau kan klo Valentine’s Day ternyata adalah salah satu Hari raya umat Nasrani. Boleh gak sih kita ikut ngrayain atau ngeramein hari raya agama lain? Kalau Cuma sedikit aja, gimana coba? Nggak pake pacaran de el el kok, Cuma ikutan pesta ama ngucapin selamat ana kasih hadiah ama pergi rame-rame ama yang lainya?
(SAMA AJA!!!!)

Jadi begini ia sob, dulu para sahabat Nabi ada yang masih merayakan hai raya jahiliyah. Padahal mereka udah masuk Islam. Saat Nabi tahu, beliau menegur mereka, seperti dalam hadits berikut,
Saat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dating ke Madinah, Beliau melihat penduduk Madinah bersuka ria dala dua hari. Kemudian Rasulullah bertanya : “Hari apa dua hari itu?” Pada sahabat menjawab : “Dua hari tadi adalah hari di mana kami bermain-main dan bersuka cita di masa jahiliyah!” Maka bersabdalah Rasulullah : “Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian, Iedul Adha dan Iedul Fitri (HR. Abu Daud).
Islam adalah dien(agama) yang sempurna dan mulia. Karenanya umat Islam tidak boleh membebek alias ikut-ikutan melaksanakan ritual agama lain termasuk perayaan hari rayanya. Sebab hal itu bisa mengindikasikan adanya loyalitas atau kecintaan pada yang diikuti. Benar atau tidak sejarah VD, yang jelas VD bukan berasal dari ISLAM. VD dalah hari raya kaum NASRANI. Kita umat Islam dilarang meniru ritual, ibadah atau perayaan agama lain.
Abdullah bin Umar meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda:”Barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum maka dia menjadi bagian dari mereka”. (Abu Daud).
Jadi mau sedikit atau banyak, Cuma pake sepotong coklat atau sekarung kartu ucapan,sama saja. Intinya bukan seberapa dan pada siapa kita merayakan, tapi keikutsertaan itulah yang dilarang. Keikutsertaan dalam penyelenggaran hari raya baik itu makanan, minuman, penjualan, pembelian, produk, hadiah, surat, iklan dan sebagainya, karena semua itu termasuk tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan serta maksiat terhadap Allah dan RasulNya, sementara Allah SWT telah berfirman.
Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolang dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”(Al-Ma’idah :2)

Nah, Udah jelas kan….?
Kesimpulannya, Valentine’s Day adalah hari raya non muslim yang kita sama sekali nggak boleh ikut-ikutan merayakan. Tetapi biasanya klo udah jadi tren gini, kita sering nggak bisa (atau mungkin nggak mau) membedakan, tren ini baik atau buruk, sesuai syariat atau maksiat, bermanfaat atau sia-sia de el el. Pokoknya asal tren, keren dan gaul gitu, ngikut aja lah.
Dengan pemaparan diatas tadi, meskina udah cukup untuk menjadi alasan buat kita untuk tidak ikut Valentinan. Masalahnya, biasanya banyak di antara kita yang masih udah tahu, tapi tetep aje ikut-ikutan. Alasanya?? Takut loe di bilang gak gaul, gak keren, gak cool, gak asik,  kuper, ndeso, katrok dan lainnya. Nah kalau begini, persepsi atau cara pandang kitalah yang harus diubah.
Mestinya, sosok remaja yang keren bagi kita adalah yang berprestasi dunia akhirat. Kalaupun prestasi duniawinya biasa-biasa aja, yang penting ibadah tetep terjaga. Biasa menjaga diri agar tidak hanyut dalam pergaulan rusak, itu juga prestasi hebat tau!!!!
Sebutan nggak gaul juga paling sementara. Emang kalau nggak gaul kenapa?? So what itu lho?
Keren di mata orang, tapi nggak keren sama sekali menurut Allah karena melanggar syariat-Nya. Nggak asyik kan?
Dan nggak jarang pula yang gaulnya maksain banget. Duit buat iuran, malah buat beli coklat. Nggak tahunya, harganya mahat amat. Urusannya jadi kacau berat. Soalnya, gengsi dong kalau buat hadiah coklatnya cap jago yang Cuma limaratusan….iya kan??betul tidak?
Masa muda jangan Cuma dihabisin buat yang nggak ada gunanya. Apalagi Cuma buat mikirin cari pacar. Ntar kalau udah punya pacar, pusing buat mikirin cara agar si dia seneng, padahal duit dari ortu terbatas. Kalau udah lama pacaran dan bosen, mumet cari cara buat mutusin dan cari gebetan baru lagi. Itu lingkaran setan sob, jangan sampai terjebak. Kamu bakal lelah, tapi nggak ada yang bisa kamu dapat (selain dosa dan pala pusing). Seneng sedikit sih iya. Tapi waktu muda kita terbuang percuma. Prestasi sekolah kosong, ibadah nol, dosa jadi makin penuh daftarnya. Rugi banget kan??

Islam nggak ngajarin kasih sayang?
“Wah kalau Valentine nggak boleh, nggak ada hari kasih saying dong, memangnya Islam nggak ngajarkan kasih saying ya?”
Bukannya nggak ngajarin kasih saying. Islam sendiri adalah agama rahmat, kasih saying. Kasih saying dan cinta dalam Islam dijunjung tinggi. Nggak perlu nunggu 14 Februari untuk mengungkapkan cinta dan kasih. Kita bisa tiap hari kok melakukannya. Tapi kasih sayang dalam Islam bukan ‘kasih sayang’ yang menjurus pada sesuatu yang melanggar syariat, seperti pacaran dan berbagai perbuatan buruk lainya.
Rasulullah bersabda, “Orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Sang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu.”(HR. at Tirmidzi, hadits Hasan).
Kasih saying dalam Islam adalah kasih saying yang murni atas dasar agama atau rasa kemanusiaan. Bukan nafsu dan kemauan setan.
Dan seperti yang ane bilang di awal, VD sekarang udah jadi ajang makiat. Hari kasih sayng tinggal namanya doang. Ada yang pesta-pesta, dilanjutkan dengan pacaran masal, ada juga yang niru orang barat, ngadain pesta ciuman sampai pada akhirnya melakukan perzinaan.
Wadeh, ampun deh, na’uzubillah mindzalik. Ikut merayakannya dikit aja udah nggak boleh, apalagi ditambahi begituan. Dobel dosanya, io tho??
Buat sobat cowok atau ikhwan, jangan sampai terjangkit virus VD dengan mencoba berbagaihal untuk meramaikan tradisi jahiliyah itu. Apalagi ditambah dengan aksi gaul bebas yang menjurus ked lam perzinaan. Kuatkan antivirusmu, up date, perbaharui terus dengan membaca buku Islami dan ikutan pengajian. Dan jangan lupa, bergaulah dengan teman-teman yang baik. Soalnya teman yang buruk bisa menyeret kita terjerumus ke jurang dosa dan lembah nista tiada tara (halah!).
Buat yang cewek atau akhwat juga. Jangan mudah jatuk luluh saat ada yang mencoba menancapkan panah asmara. Meski nembaknya pas 14 Februari. Kamu harus waspada, dia masih punya banyak anak panah cinta yang bisa ditembakkan buat siapa aja dan kapan aja. Artinya, bukan mustahil kamu Cuma salah satu korban aja. Lagian kalau dipikir, kita kan masih muda atau sekolah. Yah, kecuali kalau dia nembaknya langsung pake “seperangkat alat sholat”, bolehlah dipertimbangin. Tapi kalau Cuma pakai coklat dan bunga aja (apalagi bunga Bank), huh, ntar dulu deh.
Jadilah mawar merah di puncak bukit, atau bunga kertas dalam botol, di kotak besi yang di kunci dan dimasukkan brankas. Pokoknya jangan mudah takluk Berjuanglah!!!!
Apalagi rela dipeluk, dicium dan yang lebih dari itu? Oh No way!!!!!!!! Jangan sampai deh!
Ingat, dia bukan siapa-siapa. Kalau sekarang kamu rela diapa-apain, maka jangan salahkan besok suami kamu juga udah nggak suci lagi alias dulu juga pernah ngapa-ngapain cewek lain. Hihihihi takyutkan?

Pesan terakhir sekalian penutup.
Nah lho sob, udah gak zaman lagi untuk sekedar ngikut dan males berfikir tentang segala hal. Buang Valentine’s Day dari benak dan aktivitas kita. Ganti ama kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan berpahala. Bedah buku, kajian, Out bond dan lainnya. Tapi niatnya jangan dalam rangka Valentinan, sama aja bo’ong klo gitu.
Pokoknya, jangan korbanin masa remajamu untuk hura-hura apalagi main-main semata. Karena hidup bukan permainan. Ayo semangat dengan raihlah prestasi setinggi-tingginya.
(Afwan klo di tulisan ini banyak kesalahan. Krna kesalahan sepenuhnya punya ana dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.)

by : Mutsla ^_^